Tidore Kepulauan adalah sebuah kota, pulau yang termasuk ke dalam Provinsi Maluku Utara. Memiliki luas wilayah mencapai 1.550,37 Tidore terdiri atas 11 pulau.
Ada pulau Tidore, Maitara, Mere, Sibu Failonga, Woda, Guratu, Raja, Joji, Taba, dan Tameng. Selain itu, sebagian wilayahnya berada di Pulau Halmahera sebelah timur.
Luasnya Kepulauan Tidore merupakan ketiga terluas di Indonesia setelah Kota Palangka Raya dan Kota Dumai. Terlepas dari luas wilayah, Tidore tidak lepas dari sejarah dan beragam keunikan lain yang dimilikinya.
Daftar Isi
Fakta Unik Tentang Kepulaun Tidore
Berdasarkan profil Kota Tidore Kepulauan, mulanya Tidore merupakan sebuah kerajaaan atau kesultanan yang berjaya pada abad ke-16 hingga ke-18. Peradaban kesultanan Tidore termasuk yang paling lama dalam sejarah kerajaan nusantara.
Bersama dengan Kerajaan Ternate dan Tidore berkembang di kepulauan Maluku sehingga menarik perhatian penjajah. Yang mana wilayah yang kaya akan rempah-rempah ini akhirnya jatuh dibawah kekuasaan Belanda.
Akan tetapi, pada Abad ke-19 Sultan Nuku berhasil menaklukan Belanda yang dibantu oleh raja-raja di wilayah timur. Juga, mendapatkan bantuan dari orang Mindanao (Filipina), serta Inggris. Hingga Kesultanan Tidore kembali berjaya.
Demikian kilas balik sejarah Tidore Kepulauan yang saat ini menjadi bagian dari Provinsi Maluku. Sedangkan fakta unik lainnya, mengenai Tidore yaitu:
1. Asal Usul Nama Tidore
Nama Tidore berdasarkan daerah asalnya yaitu Kie Duko yang memiliki pulau gunung berapi. Berdasarkan peta Kota Tidore Kepulauan terdapat gunung merapi yang sudah aktif bernama Marijang.
Selain itu Tidore berasal dari gabungan suku kata “to ado re” bahasa ternate dan ”anta theodore” dari bahasa Arab dan Irak. Arti ”to ado re” yaitu aku telah sampai. Sedangkan ”anta theodore” memiliki arti aku datang.
Konon dulunya sering terjadi pertikaian antar suku sehingga datanglah utusan dari kerajaan Abbasiyah Baghdad-Irak. Salah satu anggota rombongan Syekh Yakub memfasilitasi pertikaian antar suku tersebut.
2. Rempah dan Eropa
Tidore memiliki kekayaan alam yang melimpah, khususnya Rempah yaitu Cengkih dan Pala. Tidak heran jika bangsa Eropa ingin menguasai rempah di Nusantara.
Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Tidore yaitu Spanyol pada tahun 1512 yang disambut baik oleh Tidore. Hal tersebut karena saat itu Kesultanan Ternate sudah berhubungan dengan Portugis.
Adanya hubungan tidak baik antara Tidore dan Ternate menjadi kesempatan emas bagi Spanyol dan Portugis untuk mengadu domba keduanya. Hingga pecahlah pertikaian, namun Tidore dan Ternate berhasil bersatu dan mengusir kedua negara Eropa tersebut.
3. Kesultanan dan Kerajaan Tidore
Sebelum menjadi bagian dari Provinsi Maluku Utara, Tidore merupakan sebuah kerajaan. Yang mana Raja pertama Tidore berada dibawah kepemimpinan Muhammad Naqil hingga akhir abad ke-14.
Lalu, agama islam menjadi agama resmi setelah Raja ke-11 yaitu Sultan Djamaluddin masuk islam. Setelah itu, pada tahun 1521 Sultan Mansur menerima Spanyol sebagai sekutu yang membuat Kerajaan Tidore dan Ternate semakin tidak akur.
Akan tetapi, pada tahun 1657-1689 di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin Tidore berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dan menjadi kerajaan berjaya dan merdeka hingga akhir abad ke-18.
Kejayaan Tidore juga dirasakan saat kepemimpinan Muhammad Amiruddin atau Sultan Nuku dalam mengusir penjajahan Belanda di abad ke-19. Bahkan Sultan Nuku mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
4. Suku Tidore
Suku Tidore merupakan suku asli kepulauan Maluku Utara dengan ras aslinya Melanesia. Namun saat ini Tidore memiliki banyak ras campuran seperti Arab, kaukasoid, mongoloid dan china.
Sedangkan mayoritas agama di Tidore yaitu agama islam. Yang banyak ditemukan surau atau masjid yang menunjukkan pesatnya perkembangan islam di salah satu kota Provinsi Maluku Utara ini.
5. Budaya Tidore
Kota Tidore Kepulauan atau Tikep masih melestarikan budaya dan tradisi hingga saat ini. Salah satunya yaitu Tradisi Dama Nyili-Nyili.
Berupa sebuah tradisi mengelilingi wilayah Tidore sambil membawa obor. Dama Nyili-Nyili menandakan sebuah simbol persatuan dan semangat kebersamaan yang tidak akan pernah padam.
Ada juga tradisi Barifola sebuah tradisi masyarakat Tidore dalam bergotong-royong membangun rumah warga. Khususnya warga yang tidak mampu.
6. Pariwisata
Selain memiliki peranan penting terhadap sejarah kerajaan di Indonesia dan kaya akan rempah-rempah. Kota Tikep menyuguhkan pemandangan alam yang indah bagi wisatawan.
Seperti mengunjungi lereng gunung Marijang yang dengan udara yang sejuk, Air Terjun Goheba yang dikelilingi batubkarang dan pepohonan, Pantai Akesahu, Pulau Maitara dan masih banyak lagi.
7. Makanan Khas
Terdapat beragam makanan khas seperti kue kale-kale, lapis tidore, kue abu, kue bilolo, tela gule, popeda, mamraha, dan uge ake. Serta, terdapat juga makanan adat Ngam Saro.
Ngam Saro adalah tradisi makan bersama antara pengantin, keluarga dan para tamu. Hidangan yang tersaji berupa nasi kuning, merah, dan hijau. Terdapat juga ketupat dengan berbagai bentuk dan bubur srikaya.
Demikian kilas balik mengenai sejarah kerajaan dan fakta unik lainnya mengenai Kepulauan Tidore. Yang mana Tidore tidak hanya memiliki peran besar dalam melawan penjajahan, tetapi menyatukan Indonesia bagian timur yaitu papua.
Papua yang dulunya Irian Barat merupakan bagian dari Kesultanan Tidore dengan Gubernur pertama yaitu Zainal Abidin Syah. Yang mana gedung bekas kantor Gubernur Irian Barat saat ini ditempati SMAN 1 Tidore Kepulauan.